Witness from Soul
Kisah Cinta Liya




Dengarkanlah kisah cinta Lia,
Gadis idamanku zaman remaja,
Jalan nyata semanis cinta biasa,
Namun akhirnya terus berbunga,
Cinta lahir dari rasa benci,
Cinta lahir dari sebuah puisi.
Namun kisah tak kekal selamanya,
Cuma ia sewaktu remaja,

Mentari cerah beralun kicauan burung meriah,
Aku teringat indahnya zaman sekolah,
Di sana terlihat sekumpulan gadis popular,
Di atas anjung pula terlihat kumpulan gangster,
Hari pertama biasa hari kenalan,
Sorang perseorangan nama diperkenalkan,
Terdapat ramai gadis manis dalam kelasku,
Bagai sekumpulan ratu cantik sedang beratur,
Mata lekat pada sorang gadis bernama Lia,
Ramai jejaka di sekolah gaduh rebutkan dia,
Tahunya begitu aku terus buang harapan,
Tak mahuku jadi mangsa pukul kerna perempuan,
Namun terkejutku dengar cerita yang telah tersebar,
Lia terpikat padaku inginku jadi pacar,
Tiba-tiba Tina kata jangan terus percaya,
Lia Cuma tunjuk dia boleh pikat semua jejaka,,,

c/o

Dengarkanlah kisah cinta Lia,
Gadis idamanku zaman remaja,
Jalan nyata semanis cinta biasa,
Namun akhirnya terus berbunga,
Cinta lahir dari rasa benci,
Cinta lahir dari sebuah puisi.
Namun kisah tak kekal selamanya,
Cuma ia sewaktu remaja,

Sah memang benar,
Lia dah dicabar,
Kalau dapat aku dalam satu minggu menang besar,
Kalau kalah,
Lia kena hukum,
Beli makanan untuk kawan-kawan sedia maklum,
Dan hari Isnin,
Lia mulakan strategi,
Dia Cuma ada masa dalam 5 hari,
Lia dekat padaku,Duduk di sebelah,
Minta aku tulis puisi untuk letak dalam majalah,
Aku kata boleh saja sambil beri muka selamba,
Esok hantar kalau idea sudah ada,
Loceng pun berbunyi,
Lalu aku terus beredar,
Tinggalkan Lia di belakang dengan muka kecewa,
Tinggal satu hari,
Godaannya takku layan,
Lia putus asa dan tunjukkan muka bosan,
Lia kata tak pernah dia jumpa orang sepertiku,
Sombong mengada-ngada jual mahal nanti tak laku,

c/o

Dengarkanlah kisah cinta Lia,
Gadis idamanku zaman remaja,
Jalan nyata semanis cinta biasa,
Namun akhirnya terus berbunga,
Cinta lahir dari rasa benci,
Cinta lahir dari sebuah puisi.
Namun kisah tak kekal selamanya,
Cuma ia sewaktu remaja,

Dan hari itu aku hantar puisi di mejanya,
Puisi tentang cinta yang bukan mainan semata,
Di situ ku tulis bahawa aku tahu niatnya,
Namun tetapku luahkan rasa cintaku padanya,
Lia mula sedar,Dan memohon maaf padaku,
Tapi dalam mainan dia benar cinta padaku,
Cuma terlalu payah egonya untuk mengaku,

Tapi ku tak kisah,
Yang berlalu biar berlalu,
Yang pasti cinta kami mula bersemi,
Ponakan asmara disirami setiap hari,
Ramai tak percaya,Nyata Lia telah berubah,
Perubahan dari gadis terpopular dalam sekolah,
Dia serahkan cintanya cuma hanya untuk diriku,
Lalu ramai rasa benci ramai juga rasa cemburu,
Budak lapor kami berduaan di tempat sunyi,Hingga kami dibuang sekolah,
Dan tak pernah jumpa lagi.

Dengarkanlah kisah cinta Lia,
Gadis idamanku zaman remaja,
Jalan nyata semanis cinta biasa,
Namun akhirnya terus berbunga,
Cinta lahir dari rasa benci,
Cinta lahir dari sebuah puisi.
Namun kisah tak kekal selamanya,
Cuma ia sewaktu remaja,


Akhir Cinta Liya








Bertemu Semula Dengan Liya,
Gadis Idamanku Zaman Remaja,
Setelah Lama Terpisah Tak Ku Sangka Bertemu Jua,
Akan Ku Hargai Nikmat Cinta,
Jika Di Takdirkan Kita Bersama,
Padamu Kuserah Jiwa Seharum Mawar Untukmu Liya...

Dikota Indah,Mentari Diufuk Jingga,
Ku Terima Panggilan Sebelum Purnama Menjelma,
Entah Dimana,Suara Lembut Pernah Ku Dengar,
Lantas Tiba-tiba Hatiku Mula Berdebar,Hai Nak Tumpang Tanya,
Nombor Ini Siapa Yang Punya,Terus Dia Perkenalkan Diri Sebagai Liya,
Ya Tuhan!Adakah Doaku Kau Perkenankan,
Untuk Bertemu Liya Bagiku Ke Ajaiban,Wei Kenapa Diam,
Can I Speak To Nono,
Atleast Cakap Manalah Tau Maybe Tersalah Nombor,
Sah Memang Benar Dia Adalah Liya,
Tak Terasa Di pipi ku Menitiskan Air Mata,Yes Im Nono,
And Im The One That You Looking For,
How Amazing That We Meet Again After A Years Ago,
Liya Menjerit Mangis Terlalu Gembira Cinta Yang Lama Terpsah Kini Bersua..


Tak Ku Sangka,Kita Berdua Bertemu,Di Sini,
Setelah Berpisah Tak Jemu Menunggu, Menanti
Kau Masih Yang Dulu Seayu Puteri Kayangan,
Ingin Hidup Bersamamu Walau Sekadar Bayangan,
Kau Untukku,Dan Cintaku Hanyalah Milikmu,
Setiap Ruang Di Hatiku Tulis Hanyalah Namamu,
Bagai Pengembara Tersesat Di Hutan Yang Gelap,
Kaulah Rembulan Menerangiku Setiap Saat,
Kau Sentuh Bibirku Pintaku Berhenti Memuji,
Lerat Ku Tangis Tak Henti2,
Ku Tanya Mengapa Kau Patut Rasa Gembira,
Mungkin Sudah Ditakdirkan Jodoh Di Antara Kita,
Kau Angkat Kepalamu Renung Tepat Ke Mataku,
Air Mata Berlinangan Lalu Kau Usap Rambutku Erh,
Sebentuk Cincin Tersarung Di Jari Manisnya,
Ku Hanya Mampu Tersenyum Menangis Tak Berair Mata...

Dan Hari Itu Aku Baca Puisi Di Depan Nya,
Puisi Yang Pernah Lahirkan Rasa Cinta Kami Berdua,
Masihkah Kau Ingat Kita Pernah Lafazkan Janji?,
Kan Setia Bersama Berdua Hingga Ke Mati,
Dan Mengapa Kini Kau Khianati Janji Kita?
Betapa Ku Di Sini Menanti Penuh Setia,
Kau Kata Maafkan Aku Ku Tak Sanggup Menunggu,
Dan Ku Fikir Kita Tak Mungkin Lagi Kan Bertemu,
Tak Mengapa Liya,Mungkin Itu Bukanlah Salahmu,
Namun Apa Yang Pasti Kau Bukanlah Lagi Milikku,
Satu Yang Ku Pinta Jangan Pernah Ingat Kan Aku,
Ku Mahu Kau Bahagia Dan Setia Pada Cintamu....

Namun Apa Yang Pasti Kau Bukanlah Lagi Milikku,
Satu Yang Ku Pinta Jangan Pernah Ingat Kan Aku,
Ku Mahu Kau Bahagia Dan Setia Pada Cintamu....
0 Responses

Post a Comment